Kamis, 01 Januari 2009

पोलुसी UDARA

KARYA TULIS ILMIAH MENGENAI POLUSI UDARA





Disusun oleh:

1. Ridha Amalia (XI-S-4/31)

2. Tahta Indah N. (XI-S-4/34)

3. Wistantri (XI-S-4/38)

4. Wulan Marlinda S. (XI-S-4/39)

5. Yesti Kukuh L. (XI-S-4/41)

SMA NEGERI 03 LUMAJANG

Jl. Jend. Panjaitan No. 79 Telp. 0334-881057

Lumajang






MOTTO

“UDARA ADALAH SUMBER KEHIDUPAN YANG TAK TERNILAI HARGANYA”


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : POLUSI UDARA

Nama Penyusun :

  1. Ridha Amalia
  2. Tahta Indah N.
  3. Wistantri
  4. Wulan Marlinda S.
  5. Yesti Kukuh L.

Disahkan Pada Tanggal :

Mengetahui Menyetujui

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Bahasa Indonesia

Dra. Jumalah Bapak Paulus

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas petunjuknya, kami dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah Mengenai Polusi Udara ini pada waktu yang telah direncanakan. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada :

  1. Orang tua yang telah membiayai atas disusunnya Karya Tulis ini
  2. Bapak Soekarno selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia
  3. Teman-teman yang telah bekerja sama

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari penyampaian Karya Tulis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun akan kami terima dengan senang hati guna penyempurnaannya.

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan hasil penelitian, polusi udara dapat mengganggu kesehatan dan berpengaruh pada peningkatan angka kematian, karena polusi menjadi penyebab penyakit saluran pernapasan sehingga dapat menurunkan kapasitas bernapas pada faal paru-paru seseorang.

1.2 Permasalahan

Pada bulan Juli 2003 Kementerian Lingkungan hidup melaporkan hasil monitoring kualitas udara melalui Air Quality Monitoring System (AQMS) Surabaya termasuk dalam 6 kota di Indonesia, dimana kualitas udara dalam kategori baik berdasarkan paparan emisi di udara hanya terjadi 22-62 hari dalam setahun sedangkan selebihnya bahan emisi pencemar di Surabaya yang meliputi Karbon monoksida (CO), Natrium Oksida (NOx) dan Sulfur Oksida (SOx), Hidrokarbon, dan Patrikulat (Pb) telah melebihi ambang batas. Dari empat jenis emisi pencemar udara, partikulat memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan.

Polusi udara dapat menganggu kesehatan dan berpengaruh pada peningkatan angka kematian, karena polusi menjadi penyebab penyakit saluran pernapasan sehingga dapat menurunkan kapasitas bernapas pada faal paru-paru seseorang.
Selain itu polusi udara juga dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Gas yang tidak larut terhadap air di udara akan terhisap masuk ke dalam pernapasan manusia, sehingga pada kondisi tertentu, gangguan saluran pernapasan bagian bawah akan menyebabkan penyakit bronkitis kronis. Jika tidak tidak ditangani segera maka penyakit tersebut dapat berkembang menjadi PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Jika seseorang menderita PPOK maka paru-parunya akan membesar atau mengendor sehingga kemampuannya untuk memompa akan berkurang.

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:

1. Memberi wawasan mengenai lingkungan, khususnya lingkungan udara

2. Mengkaji penyebab-penyebab polusi udara dan dampaknya bagi kehidupan

3. Memberi wawasan tentang bagaimana mencegah polusi udara

4. Memberi wawasan mengenai bagaimana cara pemanfaatan udara

1.4 Manfaat Penelitian

Penilitian ini dilakukan untuk mendapat wawasan mengenai polusi udara saat ini..

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diawali dengan persiapan yang kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan bahan, pemilihan bahan, pengolahan bahan, dan yang terakhir adalah penulisan yang dilanjutkan dengan penyajian.

BAB II

PENGERTIAN

POLUSI UDARA

  1. Penyebab Terjadinya Polusi Udara

Di dalam udara terkandung sejumlah oksigen yang merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.

Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Penulisan ini kami susun sebagai berikut :

· Pencemaran udara

· Dampak pencemaran udara

· Penanggulangan pencemaran udara

PENCEMARAN UDARA

Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan manusia

Jenis-jenis pencemaran udara

· Menurut bentuk : Gas, Pertikel

· Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)

· Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis

· Menurut asal : Primer, sekunder

Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :

Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :

· Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Sulfat Aerosol.

· Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

· Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon .

· Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.

Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :

· Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.

· Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.

· Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua :

Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pencemaran udara bebas :

· Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.

· Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll.

Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan menjadi 3 jenis :

Irintasia. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.

Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.

Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.

Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :

· Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya benzene, fenol, toluen dan xylene.

· Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.

Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :

Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.

Pencemar Sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

B. Dampak Polusi Udara

Dampak/pengaruh pencemaran udara bisa mempengaruhi makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak langsung.

Pencemaran udara disamping berdampak langsung bagi kesehatan manusia/individu, juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan. Efek SO2 terhadap vegetasi dikenal dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh Fluor (F), Sulfur Dioksida (SO2) dan Ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb yang pada akhirnya me-miliki potensi bahaya kesehatan masyarakat apabila tanaman sayuran tersebut di konsumsi oleh manusia.

Berdasarkan hasil penelitian, polusi udara dapat menganggu kesehatan dan berpengaruh pada peningkatan angka kematian, karena polusi menjadi penyebab penyakit saluran pernapasan sehingga dapat menurunkan kapasitas bernapas pada faal paru-paru seseorang. Selain itu polusi udara juga dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Gas yang tidak larut terhadap air di udara akan terhisap masuk ke dalam pernapasan manusia, sehingga pada kondisi tertentu, gangguan saluran pernapasan bagian bawah akan menyebabkan penyakit bronkitis kronis. Jika tidak tidak ditangani segera maka penyakit tersebut dapat berkembang menjadi PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Jika seseorang menderita PPOK maka paru-parunya akan membesar atau mengendor sehingga kemampuannya untuk memompa akan berkurang.



Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas

NO

BAHAN PENCEMAR

SUMBER

DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT

1.

Sulfur Dioksida (SO2)

Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur.

Pembakaran limbah pertanah.

Proses dalam industri.

Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.

2.

Hidrogen Sulfa (H2S)

Dari kawah gunung yang masih aktif.

Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory)

3.

Nitrogen Oksida (N2O)

Nitrogen Monoksida (NO)

Nitrogen Dioksida (NO2)

Berbagai jenis pembakaran.

Gas buang kendaran bermotor.

Peledak, pabrik pupuk.

Menggangu sistem pernapasan.

Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.

4.

Amoniak (NH3)

Proses Industri

Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.

Menyebabkan gangguan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman.

5.

Karbon Dioksida (CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon

Semua hasil pembakaran.Proses Industri

.

Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.

Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.

Tabel 2 Dampak Pencemaran udara berupa partikel

NO

BAHAN PENCEMAR

SUMBER

DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT

1.

Debu - partikel

Debu domestik maupun dari industri

Gas buang kendaraan bermotor

Peleburan timah hitam Pabrik battere

Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis, menimbulkan fibrosis paru.

Dampak yang di timbulkan amat membahayakan, karena dapat meracuni sistem pembentukan darah merah .

Menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merahPada anak kecil menimbulkan penurunan kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan anemia dan gangguan tekanan darah tinggi.

2

Benzen

Kendaraan bermotor.Daerah industri.

Menimbulkan gangguan syaraf pusat.

3

Partikel polutan bersifat biologis berupa : Bakteri, jamur, virus, telur cacing.

Daerah yang kurang bersih lingkungannya

Pada pencemaran udara ruangan yang ber AC dijumpai beberapa jenis bakteri yang mengakibatkan penyakit pernapasan.

BAB III

PENCEGAHAN

POLUSI UDARA

Penanggulangan Pencemaran Udara

Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan, Penanggulangan pencemaran udara berbentuk gas dapat dilihat pada tabel 3

Penanggulangan Polusi udara dari ruangan

Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh ruangan. Pencegahan pencemaran udara yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :

Ventilasi yang sesuai, yaitu :

· Usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin.

· Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.

· Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.

Filtrasi. Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.

Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengandung polutan dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya atau disebut bebas polutan.

Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi agar polusi tidak masuk ke dalam paru-paru, tidak hanya cukup menggunakan masker. Selain itu, harus dihadapi bersama termasuk antisipasinya melalui peraturan perundangan.


Tabel 3 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk gas

NO

BAHAN PENCEMAR

PENANGGULANGAN

KETERANGAN

1.

Sulfur Dioksida (SO2)

Hidrogen Suldfida (H2S)

Nitrogen Oksida (N2O)

Nitrogen Monoksida (NO)

Nitrogen Dioksida (NO2)

Amoniak (NH3)

Karbondioksida, (CO2) Karbon Monoksida, (CO) Hidrokarbon

Absorbsi

Dalam proses absorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali.

Pembakaran

Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o—1400o F

Reaksi Kimia

Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan golongan Belerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi dengan cara-cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3) yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur arang.


Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel

NO

BAHAN PENCEMAR

PENANGGULANGAN

KETERANGAN

1.

Debu - partikelTimah hitam (Pb)BenzenPartikel polutan bersifat biologis berupa :Bakteri, jamur, virus, telur cacing.

Membersihkan (Scrubbing),menggunakan filter,mempergunakan Kolektor Mekanis,program langit biru,menggalakkan penanaman tumbuhan .

Mempergunakan cairan untuk memisahkan po

lutan, dalam keadaan alamiah (turun hujan) maka polutan partikel dapat turut dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray.

Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil mungkin.

Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai silikon. Semakin besar partikel secepat mungkin proses pembersihan

Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari akibat transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah mesin kendaraan, memasang alat-alat pembersih polutan pada kendaraan.

Mempertahankan “paru-paru” kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal pencemaran udara.

BAB IV

KENDALA

Meskipun demikian, kendala yang akan dihadapi dalam penanggulangan polusi udara yang semakin mewabah ini masih ada. Antara lain, yaitu:

  1. Kemauan Pemerintah
  2. Kesadaran masyarakat

Untuk mengganti bensin tanpa timbal saja pemerintah kurang berusaha. Padahal Negara-negara seperti Filipina, Malaysia, Singapura, semuanya sudah menggunakan bensin tanpa timbal. Sedangkan di Indonesia, baru Jakarta saja yang diusahakan. Jadi, kami memandang upaya pemerintah kurang maksimal.

Kemudian yang kedua, kesadaran masyarakat masing kurang. Masyarakat Indonesia umumnya bertindak jika ada kasus yang parah. Seperti setelah terjadi kebakaran hutan tahun 1997, baru penanganan pencemaran udara ini dirasakan penting. Karena akibat pencemaran udara itu dapat mengakibatkan dampak yang fatal seperti pesawat tidak bisa mendarat, komunikasi terputus dan jarak pandang pendek.

BAB V

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Upaya penanggulangan terhadap pencemaran udara diberitahukan tentang berbagai cara untuk penanggulangan dan pencegahan. Pencemaraan udara yang tergantung pada sifat dan sumber polutan udara, seperti mengurangi polutan, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendisfersikan polutan. Diharapkan agar keadaan lingkungan tetap sehat dan bersih dari pencemaran udara.

B. Saran

Untuk mengatasi masalah polusi udara ini, pertama adalah mengurangi konsumsi energi dan mencari energi alternatif yang lebih bersih. Kedua, mengurangi polusi udara dengan cara pembangunan ruang terbuka hijau, pembangunan bangunan dan permukiman yang berkelanjutan, dan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar