Kamis, 01 Januari 2009

Mengenang KARTINI


Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya. Namun cahaya itu belum sempurna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya: Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

1. Mukadimah


Tinta sejarah belum lagi kering menulis namanya, namun wanita-wanita negerinya sudah terbata-bata membaca cita-citanya. Kian hari emansipasi kian mirip saja dengan liberalisasi dan feminisasi. Sementara Kartini sendiri sesungguhnya semakin meninggalkan semuanya, dan ingin kembali kepada fitrahnya.

Perjalanan Kartini adalah perjalanan panjang. Dan dia belum sampai pada tujuannya. Kartini masih dalam proses. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak sepenuhnya dapat lepas dari kungkungan adatnya. Jangan salahkan Kartini kalau dia tidak dapat lepas dari pengaruh pendidikan Baratnya. Kartini bukan anak keadaan, terbukti bahwa dia sudah berusaha untuk mendobraknya. Yang kita salahkan adalah mereka yang menyalahartikan kemauan Kartini. Kartini tidak dapat diartikan lain kecuali sesuai dengan apa yang tersirat dalam kumpulan suratnya : "Door Duisternis Tot Licht", yang terlanjur diartikan sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang". Prof. Haryati Soebadio (cucu tiri Ibu Kartini) - mengartikan kalimat "Door Duisternis Tot Licht" sebagai "Dari Gelap Menuju Cahaya" yang bahasa Arabnya adalah "Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur". Kata dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan hidayah) ke tempat yang terang benderang (petunjuk atau kebenaran). Di dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah : 257, ALLah menegaskan:

ALLAH pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir pemimpinnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya ke kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.

Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya. Namun cahaya itu belum sempurna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya:

Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Kartini yang dikungkung oleh adat dan dituntun oleh Barat, telah mencoba meretas jalan menuju benderang. Tapi anehnya tak seorangpun melanjutkan perjuangannya. Wanita-wanita kini mengurai kembali benang yang telah dipintal Kartini. Sungguhpun mereka merayakan hari lahirnya, namun mereka mengecilkan arti perjuangannya. Gagasan-gagasan cemerlang Kartini yang dirumuskan dalam kamar yang sepi, mereka peringati di atas panggung yang bingar. Kecaman Kartini yang teramat pedas terhadap Barat, mereka artikan sebagai isyarat untuk mengikuti wanita-wanita Barat habis-habisan. Kartini merupakan salah satu contoh figur sejarah yang lelah menghadapi pertarungan ideologi. Jangan kecam Kartini. Karena walau bagaimana pun, beliau telah berusaha mendobrak adat, mengelak dari Barat, untuk mengubah keadaan.

Manusia itu berusaha, ALLAH lah yang menentukan. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, Oktober 1900]

Demikian kata-kata Kartini yang mencerminkan suatu sikapnya yang tawakkal. Memang, kita manusia sebaiknya berorientasi kepada usaha dan bukan berorientasi pada hasil. Hal ini perlu, agar kita tidak kehilangan cakrawala. Agar kita tidak mengukur keberhasilan suatu perjuangan dengan batasan usia kita yang singkat. Pula agar kita tidak mudah untuk mengecam kesalahan yang dibuat oleh orang-orang sebelum kita. Bukan mustahil, jika kita dihadapkan dalam kondisi yang sama, kita pun akan berbuat hal yang serupa.

Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan dimintai pertanggung jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. [Al-Quran, surat Al-Baqarah : 134]

2. Siapakah Kartini?


Kartini lahir dari keluarga ningrat jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan : R.A.A. Tjitrowikromo. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang jenius dalam bidang bahasa. Dalam waktu singkat pendidikannya di Belanda, ia menguasai 26 bahasa: 17 bahasa-bahasa Timur dan 9 bahasa-bahasa Barat. Kartini sendiri secara formal pendidikannya hanya sampai pada tingkat Sekolah Rendah. Tapi beliau dapat memberikan kritik dan saran yang jelas kepada kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Dengan nota yang berjudul: "Berilah Pendidikan kepada bangsa Jawa", Kartini mengajukan kritik dan saran kepada hampir semua Departemen Pemerintah Hindia Belanda, kecuali Departemen Angkatan Laut (Marine). Salah satu saran yang beliau ajukan kepada Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut:

Para dokter hendaklah juga diberi kesempatan untuk melengkapi pengetahuannya di Eropa. Keuntungannya sangat menyolok, terutama jika diperlukan penyelidikan yang menghendaki hubungan langsung dengan masyarakat. Mereka dapat menyelidiki secara mendalam khasiat obat-obatan pribumi yang sudah sering terbukti mujarab. Jikalau seorang awam menceritakan bahwa darah cacing atau belut dapat menyembuhkan mata yang bengkak, mungkin ia akan ditertawakan. Namun adalah suatu kenyataan bahwa air kelapa dan pisang batu dapat dipakai sebagai obat. Soalnya, sebetulnya sangat sederhana : penyakit-penyakit dalam negeri sebaiknya diobati dengan obat-obatan dari negeri itu sendiri. Telah seringkali terjadi bahwa orang-orang sakit bangsa Eropa, teristimewa yang menderita penyakit disentri atau penyakit lain, yang oleh dokter-dokter sudah dinyatakan tak dapat disembuhkan, masih dapat ditolong oleh obat-obatan kita yang sederhana dan tidak membahayakan. Sebagai contoh, belum lama berselang, seorang gadis pribumi oleh seorang dokter dinyatakan menderita penyakit TBC kerongkongan. Dokter itu mengatakan bahwa ia hanya dapat bertahan 2 pekan dan akan meninggal dalam keadaan yang mengerikan. Dalam keadaan putus asa, ibunya membawanya kembali ke desanya untuk diobati. Dan gadis itu sembuh, menjadi sehat, tidak merasa sakit lagi dan dapat bicara kembali. Apa obatnya? Serangga-serangga kecil yang didapat di sawah, ditelan hidup-hidup dengan pisang emas. Pengobatan yang biadab? Apa boleh buat. Bagaimanapun obat itu menolong, sedang obat dokter tidak. Dokter-dokter kita, sebenarnya dapat mengumumkan kasus-kasus seperti itu, tetapi mereka tidak pernah melakukan hal demikian. Mungkin karena khawatir akan ditertawakan oleh para sarjana? Seorang dokter bumiputera yang pengetahuannya setaraf dengan rekannya bangsa Eropa, jika yakin akan sesuatu, mestinya harus berani menyatakan dan mempertahankan keyakinannya.

Dengan membaca petikan nota Kartini yang ditujukan kapada pemerintah Hindia Belanda tersebut, kita dapat memperkirakan daya nalar Kartini untuk ukuran jamannya.

3. Kartini Mendobrak Adat


Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku. Kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun duduk di tanah, dengan menundukkan kepala, sampai aku tidak kelihatan lagi. Adik-adikku tidak boleh berkamu dan berengkau kepadaku. Mereka hanya boleh menegur aku dalam bahasa kromo inggil (bahasa Jawa tingkat tinggi). Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah.

Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang didekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut "kuda liar". [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

Peduli apa aku dengan segala tata cara itu ... Segala peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu ... Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh dijalankan. [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

Menurut Kartini, setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk mendapat perlakuan sama. Kartini paham benar bahwa saat itu, terutama di Jawa, keningratan seseorang diukur dengan darah. Semakin biru darah seseorang maka akan semakin ningrat kedudukannya. Kartini menentang keningratan darah.

Bagi saya hanya ada dua macam keningratan : keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini. [Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899]

Keningratan darah sekarang ini hanya tinggal sebagai barang antik di museum. Sebagai gantinya sekarang muncul keningratan-keningratan baru: keningratan pangkat, keningratan jabatan dan semacamnya. Puncak dari segala keningratan itu adalah keningratan ekonomi. Siapa yang paling banyak menyimpan harta, dialah yang paling ningrat. Semua dapat diatur olehnya. Keputusan dan kebijaksanaan semua orang akan berjalan erunduk-runduk di hadapan keputusan dan kebijaksanaan orang tersebut. Anehnya lagi, mereka yang mengaku sebagai Kartini-Kartini Masa Kini, tidak menentang keningratan-keningratan baru tersebut. Bahkan sebagian besar mereka menjadi korbannya, kalau tidak boleh dikatakan sebagai abdinya yang setia.

4. Kartini Memandang Ke Barat


Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik; orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi lagi, dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa. [Surat Kartini kepada Stella, 25 Mei 1899]

Diskriminasi yang dilakukan penjajah Belanda terhadap bumiputera, telah menjatuhkan moral mereka. Kartini meskipun berasal dari kaum ningrat, tapi pendidikan Barat yang dikenyamnya telah mengajarkan kepadanya bahwa Timur itu rendah dan Barat itu mulia. Kartini bukannya tidak menyadari indoktrinasi ini, tapi kenyataan yang dilihatnya belum lagi dapat dibantah. Dalam dunia pendidikan misalnya, Kartini melihat perbedaan yang menyolok, antara apa yang dimiliki oleh Belanda dengan apa yang baru dapat dicapai oleh Bumiputera.

Bolehlah, negeri Belanda merasa berbahagia, memiliki tenaga-tenaga ahli, yang amat bersungguh mencurahkan seluruh akal dan pikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran remaja-remaja Belanda. Dalam hal ini anak-anak Belanda lebih beruntung dari pada anak-anak Jawa, yang telah memiliki buku selain buku pelajaran sekolah. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 20 Agustus 1902]

Dari sini nampak bahwa Kartini menyadari pentingnya peranan buku dalam mencerdaskan kehidupan anak manusia. Kalau masa kini, kebudayaan membaca terkalahkan oleh kebudayaan video, apakah jawabnya adalah Kartini masa kini sudah lebih maju dalam hal mendidik anak-anak mereka?

Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 1900]

Agar setaraf dengan Barat, Kartini merasa perlu untuk mengejar ilmu ke Barat. Barat adalah kiblat Kartini setelah melepaskan diri dari kungkungan adat.

Pergilah ke Eropa. Itulah cita-citaku sampai nafasku yang terakhir. Surat Kartini kepada Stella [12 Januari 1900]

5. Sahabat-sahabat Dekat Kartini


Adat pada dewasa itu tidak memperkenankan seorang ningrat bergaul lekat dengan rakyat biasa. Ningrat harus bergaul dengan ningrat. Hal seperti ini sengaja dilestarikan oleh pemerintah kolonial, agar para ningrat kehilangan kepekaan terhadap problematika rakyatnya, menghindari keterpihakan ningrat kepada rakyat yang tertindas; sekaligus pula memperbesar jarak agar antara ningrat dan rakyat tidak tergalang suatu kekuatan untuk melawan penguasa. Dalam situasi demikian, dapat dipahami bila pergaulan Kartini hanya terbatas pada lingkungan keluarganya dan orang-orang Belanda saja. Pergaulan dengan orang-orang Belanda, tidaklah dilarang, karena orang Belanda dianggap lebih ningrat daripada orang Jawa. Kartini adalah seorang wanita yang mempunyai pemikiran jauh ke depan. Hal ini sudah diamati dan diketahui oleh teman-temannya bangsa Belanda. Banyak orang Belanda di Hindia Belanda maupun di negeri Belanda sendiri ingin menjalin persahabatan dengan Kartini, namun pada umumnya sebenarnya mereka ini adalah "musuh-musuh dalam selimut" yang ingin memperalat Kartini dan memandulkan pikiran-pikirannya. Berikut ini adalah beberapa teman dekat Kartini, yang sering terlibat diskusi maupun korespondensi dengannya :

- J.H. Abendanon
Abendanon datang ke Hindia-Belanda pada tahun 1900. Ia ditugaskan oleh Nederland untuk melaksanakan Politik Etis. Tugasnya adalah sebagai Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Karena 'orang baru' di Hindia-Belanda, Abendanon tidak mengetahui keadaan masyarakat Hindia-Belanda dan tidak paham bagaimana dan dari mana ia memulai programnya. Untuk keperluan itu, Abendanon banyak meminta nasihat dari teman sehaluan politiknya, Snouck Hurgronye, seorang orientalis yang terkenal sebagai arsitek perancang kemenangan Hindia-Belanda dalam Perang Aceh. Lebih jauh, Hurgronye mempunyai konsepsi yang disebut sebagai Politik Asosiasi, yaitu suatu usaha agar generasi muda Islam mengidentifikasikan dirinya dengan Barat. Menurut keyakinannya, golongan yang paling keras menentang penjajah Belanda adalah golongan Islam, terutama golongan santrinya. Memasukkan peradaban Barat dalam masyarakat pribumi adalah cara yang paling jitu untuk membendung dan akhirnya mengatasi pengaruh Islam di Hindia Belanda. Tidak mungkin membaratkan rakyat bumiputera, kecuali jika ningratnya telah dibaratkan. Untuk tujuan itu, maka langkah pertama yang harus diambil adalah mendekati kalangan ningrat terutama yang Islamnya teguh, untuk kemudian dibaratkan. Hurgronye menyarankan Abendanon untuk mendekati Kartini, dan untuk tujuan itulah Abendanon membina hubungan baik dengan Kartini. Kelak, Abendanonlah yang paling gigih berusaha menghalangi Kartini belajar ke Nederland. Ia tidak ingin Kartini lebih maju lagi.

- E.E. Abendanon (Ny. Abendanon)
Dia adalah pendamping setia suaminya dalam menjalankan tugasnya mendekati Kartini. Sampai menjelang akhir hayatnya, Kartini masih membina hubungan korespondensi dengannya.

- Dr. Adriani
Keluarga Abendanon pernah mengundang keluarga Kartini ke Batavia. Di Batavia inilah, Ny. Abendanon memperkenalkan Kartini dengan Dr. Adriani. Ia seorang ahli bahasa serta pendeta yang bertugas menyebarkan kristen di Toraja, Sulawesi Selatan. Dr Adriani berada di Batavia dalam rangka perlawatannya keliling Jawa dan Sumatera. Untuk selanjutnya, Dr. Adriani menjadi teman korespondensi Kartini yang intim.

- Annie Glasser
Ia adalah seorang guru yang memiliki beberapa akta pengajaran bahasa. Ia mengajarkan bahasa Perancis secara privat kepada Kartini tanpa memungut bayaran. Glasser diminta oleh Abendanon ke Kabupaten Jepara untuk mengamati dan mengikuti perkembangan pemikiran Kartini. Tidak mengherankan jika kelak Abendanon dapat mematahkan rencana Kartini untuk berangkat belajar ke Nederland, dengan mempergunakan diplomasi psikologis tingkat tinggi. Semua pihak telah gagal dalam segala upaya untuk menghalangi kepergian Kartini ke Belanda. Kartini telah berbulat tekad untuk ke Belanda. Tapi, tiba-tiba, Abendanon datang langsung dari Batavia ke Jepara untuk menemui Kartini tanpa perantaraan surat. Abendanon hanya berbicara beberapa menit saja dengan Kartini. Hasilnya? Kartini memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya ke Belanda. Hal ini hanya mungkin jika Abandanon mengetahui secara persis kondisi psikologis Kartini; dan hal ini mudah baginya karena ia menempatkan Annie Glasser sebagai "mata-mata"nya.

- Stella (Estelle Zeehandelaar)
Sewaktu dalam pingitan (lebih kurang 4 tahun), Kartini banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Kartini tidak puas hanya mengikuti perkembangan pergerakan wanita di Eropa melalui buku dan majalah saja. Beliau ingin mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Untuk itulah, beliau kemudian memasang iklan di sebuah majalah yang terbit di Belanda : "Hollandsche Lelie". Melalui iklan itu, Kartini menawarkan diri sebagai sahabat pena untuk wanita Eropa. Dengan segera iklan Kartini tersebut disambut oleh Stella, seorang wanita Yahudi Belanda. Stella adalah anggota militan pergerakan feminis di negeri Belanda saat itu. Ia bersahabat dengan tokoh sosialis; Ir. Van Kol, wakil ketua SDAQ (Partai Sosialis Belanda) di Tweede Kamer (Parlemen).

- Ir. Van Kol
Sebelum berkenalan dengan Kartini, Van Kol pernah tinggal di Hindia Belanda selama 16 tahun. Selain sebagai seorang insinyur, ia juga seorang ahli dalam masalah-masalah kolonial. Stella-lah yang selalu memberi informasi tentang Kartini kepadanya, sampai pada akhirnya ia berkesempatan datang ke Jepara dan berkenalan langsung dengan Kartini. Van Kol mendukung dan memperjuangkan kepergian Kartini ke negeri Belanda atas biaya Pemerintah Belanda. Namun, rupanya ada udang dibalik batu. Van Kol berharap dapat menjadikan Kartini sebagai "saksi hidup" kebobrokan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Semua ini untuk memenuhi ambisinya dalam memenangkan partainya (sosialis) di Parlemen.

- Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)
Ia adalah seorang penulis yang mempunyai pendirian humanis dan progresif. Dialah orang yang paling berperan dalam mendangkalkan aqidah Kartini. Pada awalnya, ia bermaksud untuk mengkristenkan Kartini, dengan kedatangannya seolah-olah sebagai penolong yang mengangkat Kartini dari ketidakpedulian terhadap agama. Memang, agaknya setelah perkenalannya dengan Ny. Van Kol, Kartini mulai perduli dengan agamanya, Islam. Kepeduliannya ditandai dengan diakhiri gerakan "mogok shalat" dan "mogok ngaji".

Sekarang kami merasakan badan kami lebih kokoh, segala sesuatu tampak lain sekarang. Sudah lama cahaya itu tumbuh dalam hati sanubari kami; kami belum tahu waktu itu, dan Nyonya Van Kol yang menyibak tabir yang tergantung di hadapan kami. Kami sangat berterima kasih kepadanya. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juni 1902]

Setelah Kartini kembali menaruh perhatian pada masalah-masalah agama, mulailah Nellie Van Kol melancarkan misi kristennya.

Nyonya Van Kol banyak menceritakan kepada kami tentang Yesus yang tuan muliakan itu, tentang rasul-rasul Petrus dan Paulus, dan kami senang mendengar semua itu [Surat Kartini kepada Dr. Adriani, 5 Juli 1902]

Nyonya van Kol gagal untuk mengkristenkan Kartini secara formal, tapi ia berhasil untuk memasukkan nilai kristen ke dalam keislaman Kartini. Dalam banyak suratnya Kartini menyebut ALLAH dalam konsep trinitas.

Malaikat yang baik beterbangan di sekeliling saya dan Bapak yang ada di langit membantu saya dalam perjuangan saya dengan bapakku yang ada di dunia ini. [Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 12 Juli 1902]

6. Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati


Pada masa kecilnya, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belajar mengaji (membaca Al-Quran). Ibu guru mengajinya memarahi beliau ketika Kartini menanyakan makna dari kata-kata Al-Quran yang diajarkan kepadanya untuk membacanya. Sejak saat itu timbullah penolakan pada diri Kartini.

"Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]

"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]

Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati di Demak (Pangeran Ario Hadiningrat). Di Demak waktu itu sedang berlangsung pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini ikut mendengarkan pengajian tersebut bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang, yaitu tentang tafsir Al-Fatihah. Kyai Sholeh Darat ini - demikian ia dikenal - sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara. Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani dia untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :

"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?"
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?". Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"

Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa. Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap muslimahnya. Terbukti Kartini sangat berani untuk berbeda dengan tradisi adatnya yang sudah terlanjur mapan. Kartini juga memiliki modal kehanifan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bukankah pada mulanya beliau paling keras menentang poligami, tapi kemudian setelah mengenal Islam, beliau dapat menerimanya. Saat mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itu, Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis suratnya dalam bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan "Door Duisternis Tot Licht". Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat-surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Quran. Kemudian untuk masa-masa selanjutnya setelah Kartini meninggal, kata-kata Door Duisternis Tot Licht telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Memang lebih puitis, tapi justru tidak persis.

Setelah Kartini mengenal Islam sikapnya terhadap Barat mulai berubah :
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902]

Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :

"Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? .... Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]

Bahkan Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah ayat 193, berupaya untuk memperbaiki citra Islam selalu dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini menyatakan :

"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

7. Cita-cita Kartini Yang Sering Disalahartikan.


Kartini merasa bahwa hati kecilnya selalu mengatakan :

"Pergilah. Laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ibu orang yang tertindas dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi" [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Petikan suratnya berikut ini adalah cita-cita Kartini yang banyak salah dimengerti :

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]

Inilah gagasan Kartini yang sebenarnya, namun kenyataannya sering diartikan secara sempit dengan satu kata: emansipasi. Sehingga setiap orang bebas mengartikan semaunya sendiri.

8. Pelajaran Bagi Umat Islam


Pada dasarnya Kartini ingin berjuang di jalan Islam. Tapi karena pemahamannya tentang Islam belum menyeluruh, maka Kartini tidak mengetahui panjangnya jalan yang akan ditempuh dan bagaimana cara berjalan diatasnya. (Mudah-mudahan Allah merahmati Kartini, beliau sudah berusaha, tapi ALLAH terlebih dahulu memanggilnya). Apabila kita mempelajari lebih jauh konsep-konsep yang diajukan Kartini, meskipun secara global adalah konsep Islam, tapi secara terperinci dan operasional, rancu dengan konsep-konsep Barat. Kita tahu sebagian besar teman-teman dekat Kartini adalah Yahudi dan Nasrani. Allah sudah memperingatkan kepada kita : Tidak akan pernah ridho orang-orang Yahudi dan Nasrani, sebelum kamu mengikuti tata cara mereka (Al-Quran, 2:120). Apa yang dialami Kartini merupakan sejarah yang senantiasa selalu terulangi. Setiap seseorang akan memperjuangkan Islam, maka tiba-tiba pihak-pihak yang tidak menyukai Islam akan bersatu untuk menghancurkannya. Bila posisi mereka lemah, maka mereka akan menempuhnya dengan cara yang halus dan tersembunyi. Tapi jika posisi mereka kuat, maka mereka akan menempuh cara-cara paksa. Secara tidak sadar Kartini menceritakan praktek keburukan umat Islam (bukan Islam yang buruk) kepada sahabat-sahabatnya non-Islam. Sehingga kelak kemudian hari menjadi bumerang dan fitnah bagi umat Islam. Sebaik-baiknya sahabat non-Islam, walau bagaimanapun tidak akan membantu Islam (Al-Quran, 3:119-120). Kartini berjuang seorang diri dan tidak menghimpun para santri lain yang ada di pulau Jawa. Salah seorang sahabat RasuluLLah, Ali bin Abi Thalib RA pernah berpesan kepada kita bahwa: Kebenaran yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. Dan Allah pun mencintai orang-orang yang berjuang di jalanNya dalam suatu barisan (Al-Quran, 61:4).


Wallahu'alam bissawab.

INDIA

Keadaan Sosial India

India merupakan negera kedua jumlah penduduk paling besar di dunia, sekitar 1 milyar penduduk. Juga merupakan negera kedua yang terbanyak penduduk Muslimnya, sekitar 120 juta penganut, setelah Indonesia. Luas India sekitar 1/3 luas Amerika Serikat. Hindi merupakan bahasa nasional India, tetapi ada 24 bahasa daerah yang diucapkan oleh lebih dari 1 juta penduduknya.

Pesona Pernik India

India merupakan negara yang kaya akan seni

budaya yang khas dan eksotik. Berikut ini akan diulas beberapa furnitur dan

kerajinan / craft dari India yang menjadi benda koleksi pribadi sekaligus ditata sebagai elemen dekorasi interior.

Hasil Seni India

kerajinan tangan dan benda seni dari India ini dapat memberi sensasi tersendiri

bagi penikmatnya diantaranya fantasi seakan “berpetualang” ke pelosok negeri

tersebut. Selain dapat mengagumi keindahannya, kita juga akan tercengang oleh

cerita menarik “dibalik” pembuatannya ataupun mengenai daerah asal dari pernik

tersebut. Disamping itu, aplikasi benda seni ini dalam penataan interior juga

berhasil menciptakan suasana kontemplatif dan lebih tenang di antara hiruk

pikuknya kehidupan modern. Hal inilah yang terekam oleh tim Griya Asri saat

meliput koleksi pernik dari India milik keluarga Aditi Gupta dan Jyoti Khurana ditata

ulang oleh pemilik bersama dengan desainer interior Eliza Musnir di Aaura

Gallery yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan.

ORNAMEN

PADA FURNITUR

Furnitur khas India memiliki ornamen yang menegaskan ciri dan keunikan daerah asalnya. Inilah yang menjadi kekuatan furnitur dari India baik obyek ornamennya, teknik dekorasinya maupun material yang digunakan. Salah satu ornamen yang terkenal adalah lukisan / handpainted pada kursi kayu bergambar para raja dan pengiringnya. Biasanya, ornamen furnitur seperti ini berasal dari Kishangarh dan dikerjakan secara tradisional sedangkan kayu yang digunakan biasanya jenis babool, shisham atau aam. Selain itu furnitur tersebut juga mudah dibongkar pasang / detachable dan mudah dipindahkan seperti stool, meja rendah dan nampan berkaki / chowkis.

Adapula teknik ornamen yang disebut meenakari, yang diperkenalkan pertama kali oleh raja Man Singh dari Mughals pada abad ke-16. Teknik ini berkembang pesat di Jaipur, salah satu kota di bagian barat India yang material utamanya menggunakan serbuk batu atau enamel. Adapun tehapan pembuatannya yaitu furniture atau aksesori digambari motif dan dipasangi cetakan pola dari metal kemudian serbuk batu dibakar dan saat meleleh diisi ke cetakan. Selanjutnya, agar warna serbuk yang berbeda-beda ini tidak menyatu pada cetakan, maka teknik pembakarannya harus diatur dan teliti. Keunikan dari furnitur ini adalah warna enamel yang cerah dan kontras, motif yang rumit dan rapi serta biasanya berupa stilasi bunga dan hewan.

SOFT

FURNISHINGS

Kerajinan tangan India terkenal kaya akan bahan / fabric dengan warna-wana cerah, motif floral, teknik sulaman dengan benang khusus bahkan ornamen dengan manik-manik. Jenis kerajinan ini berasal dari Kashmir, Punjab, Gujarat, Rajasthan dan Madhya Pradesh. Misalnya saja saree yang ditenun secara tradisional baik dari sutra maupun katun. Keunikan kain ini adalah pola warna dengan dua garis / border yang membingkai sisi panjang kain dan satu bidang yang mengisi sepertiga dari sisi pendek kain yang biasa disebut pallu. Saree biasanya dihias dengan motif wajik atau garis geometris dan dihias dengan manik-manik agar terlihat lebih mewah seperti terlihat di ruang makan ini.

TEMPAT

SEMBAHYANG

Dalam melakukan ritual sembahyang, penganut agama Hindu di India biasanya memiliki satu tempat khusus yang biasa disebut Mandir. Mandir merupakan karya replika yang berukuran lebih kecil dari kuil dengan atap, kolom, dinding dan pintu serta dihias dengan ukiran simbol tertentu seperti lambang om. Mandir ini dapat diletakkan dimana saja kecuali di kamar tidur. Posisi pintu menghadap sisi selatan, bagian dalamnya diterangi oleh lampu dan dilengkapi dengan bantal untuk mengalasi lutut saat sembahyang. Dalam penataan di galeri, Mandir dihias dengan kain sutra, patung Ganesha dari batu dan kayu, patung Dewa Shiva dari tembaga dan lukisan yang dihias dengan perhiasan.

LUKISAN

TANJORE

Tanjore atau Thanjavoor merupakan salah satu kota di kawasan Tamin Nadu di selatan India dan juga merupakan ibukota kerajaan kekaisaran Chola di abad ke-9. Pada masa tersebut, kesenian berkembang pesat di antaranya teknik melukis dengan menggunakan batu mulia dan emas permata sebagai ornamen sehingga menimbulkan relief dan efek tiga dimensional pada permukaan lukisan. Ciri khas dari jenis lukisan ini antara lain obyeknya yang menggambarkan para dewa dewi dan mitologi dalam ajaran Hindu dengan warna yang cerah dan kontras serta dihias dengan emas dan permata sehingga benda seni ini tampil atraktif, anggun dan istimewa serta memiliki beragam ukuran.

Tempat Wisata India

Kompleks Qutb adalah sekelompok monumen dan bangunan di desa Mehrauli Delhi, India, bagian yang paling terkenalnya adalah Qutub Minar. Kompleks ini pertama kali dibangun oleh Quthbuddin Aybak, penguasa pertama Dinasti Slave, di kota barunya yang disebut Qila-Rai-Pithora dekat kota tua Prithivraj Chauhan. Kompleks ini ditambahi oleh banyak penguasa berikutnya, termasuk Iltutmish dan Ala ud din Khilji dan juga Britania.

Selain Qutub Minar; konstruksi penting lainnya adalah mesjid Quwwat-ul-Islam, Ala-I-Darwaza, Alai Minar dan pilar besi.

Taj Mahal (bahasa Urdu:تاج محل, Hindi: ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shah Jahan, anak Jahangir, sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 23 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.

Agra

Lokasi Taj Mahal di India

Shah Jahan, kaisar dari Kekaisaran Mughal memiliki kekayaan yang besar selama masa kejayaannya. Pada 1631 istri keduanya wafat sewaktu melahirkan putrinya Gauhara Begum, anak ke-14 mereka.

India menganut tata kehidupan demokrasi maka ancaman bencana kelaparan massal seperti yang terjadi dimasa pemerintah kolonial Inggris bisa dihindarkan. Karena pemerintah didalam sebuah demokrasi “harus memenangkan pemilu dan menghadapi kritik dan tekanan dari publik, dan pemerintah yang seperti ini mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat untuk menghindari bencana kelaparan dan bencana lainnya.

Diabetes Melitus

Secara umum insiden IDDM akan meningkat sejak bayi hingga mendekati pubertas, namun semakin kecil setelah pubertas. Terdapat dua puncak masa kejadian IDDM yang paling tinggi, yakni usia 4-6 tahun serta usia 10-14 tahun. Diagnosis yang telat tentunya akan menimbulkan kematian dini

Diabetes mellitus merupakan pe­nya­kit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang de­ngan biaya tinggi untuk mengon­trol dan mencegah perburukan aki­bat komplikasi, tutur para pakar en­do­krinologi Indonesia, terutama Prof. Dr. Si­dartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE, ketua Persatuan Diabetes Indo­ne­sia (PERSADIA) tahun 2005-2008. Ber­da­sarkan kon­sensus Perkumpulan Endo­kri­no­log In­do­nesia (PERKENI), diabetes mellitus dibagi menjadi tiga tipe; tipe 1, diabetes mellitus akibat defisiensi hormon insulin sel beta pulau-pulau Langerhans. Tipe 2, diabetes mellitus akibat resistensi insulin di membran sel. Serta tipe 3, diabetes mellitus yang tidak terklasifi­ka­sikan.

Insulin merupakan hormon anabolik yang diproduksi di sel-sel beta pulau-pu­lau Langerhans pankreas. Inadekuat, hi­lang, destruksi, atau berkurangnya jumlah sel-sel ini akan menyebabkan diabe­tes mellitus tipe 1 yang membutuhkan in­su­lin (insulin-dependent diabetes mellitus IDDM). Hampir sebagian besar anak-anak dengan diabetes mellitus tergolong da­lam tipe ini.

Diabetes mellitus tipe 2, yang tidak ter­gantung insulin, non-insulin-dependent diabetes mellitus NIDDM bisa juga terjadi akibat kelainan genetik. Hampir semua penderita NIDDM memiliki resistensi in­su­lin dan sel-sel beta tidak dapat meng­kom­pensasi resistensi ini. Meskipun se­belumnya tipe ini jarang ditemui di anak-anak, namun kecenderungan saat ini se­ki­tar 20% dari total anak-anak penderita diabetes mellitus menderita NIDDM karena tingkat obesitas pada anak yang se­ma­kin tinggi. Selain itu resistensi insulin juga memang bisa terjadi akibat kelainan genetik yang menyebabkan Maturity On­set Diabetes of the Young (MODY).

Epidemiologi dan patofisiologi

Secara umum di dunia terdapat 15 ka­sus per 100.000 individu pertahun yang men­derita DM tipe 1. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada umur 20 tahun nantinya. Insiden DM tipe 1 pa­da anak-anak di dunia tentunya berbeda. Terdapat 0.61 kasus per 100.000 anak di Cina, hingga 41.4 kasus per 100.000 anak di Finlandia. Angka ini sangat ber­variasi, terutama tergantung pada ling­kungan tempat tinggal. Ada kecenderung­an semakin jauh dari khatulistiwa, angka kejadiannya akan semakin tinggi. Meski belum ditemukan angka kejadian IDDM di Indonesia, namun angkanya cenderung le­bih rendah dibanding di negara-negara eropa.

Lingkungan memang mempengaruhi ter­jadinya IDDM, namun berbagai ras da­lam satu lingkungan belum tentu memi­liki perbedaan. Orang-orang kulit putih cende­rung memiliki insiden paling tinggi, se­dangkan orang-orang cina paling rendah. Orang-orang yang berasal dari daerah de­ngan insiden rendah cenderung akan le­bih berisiko terkena IDDM jika bermigrasi ke daerah penduduk dengan insiden yang lebih tinggi. Penderita laki-laki lebih ba­nyak pada daerah dengan insiden yang ting­gi, sedangkan perempuan akan lebih be­risiko pada daerah dengan insiden yang rendah.

Secara umum insiden IDDM akan me­ningkat sejak bayi hingga mendekati pu­bertas, namun semakin kecil setelah pu­bertas. Terdapat dua puncak masa kejadian IDDM yang paling tinggi, yakni usia 4-6 tahun serta usia 10-14 tahun. Ka­dang-kadang IDDM juga dapat terjadi pa­da tahun-tahun pertama kehidupan, mes­ki­pun kejadiannya sangat langka. Diag­no­sis yang telat tentunya akan menimbul­kan kematian dini. Gejala bayi dengan IDDM ialah napkin rash, malaise yang ti­dak jelas penyebabnya, penurunan berat ba­dan, senantiasa haus, mun­tah, dan de­hidrasi.

Insulin merupakan kom­ponen vital da­lam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. In­su­lin menurunkan kadar glu­ko­sa darah dengan ca­ra memfasilitasi ma­suk­nya glukosa ke dalam sel, terutama otot serta mengkonversi glukosa menjadi glikogen (glikoge­nesis) sebagai cadangan energi. Insulin juga menghambat pe­le­pas­an glukosa dari glikogen hepar (gli­ko­ge­nolisis) dan memperlambat pemecah­an lemak menjadi tri­gliserida, asam lemak be­bas, dan keton. Selain itu, insulin juga menghambat pe­mecahan protein dan le­mak untuk memproduksi glukosa (glukoneogenesis) di he­par dan ginjal. Bisa di­ba­yangkan betapa vitalnya peran insulin da­lam metabolisme.

Defisiensi insulin yang dibiarkan akan menyebabkan tertumpuknya glukosa di da­rah dan terjadinya glukoneogenesis te­rus-menerus sehingga menyebabkan ka­dar gula darah sewaktu (GDS) meningkat drastis. Batas nilai GDS yang sudah di­ka­te­gorikan sebagai diabetes mellitus ialah 200 mg/dl atau 11 mmol/l. Kurang dari itu dikategorikan normal, sedangkan ang­ka yang lebih dari itu dites dulu dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) untuk me­nentukan benar-benar IDDM atau ka­tegori yang tidak toleran terhadap glu­kosa oral.

Gejala klinis

Tanda-tanda yang paling mudah dikenali ialah tanda-tanda akibat hipergli­ke­mia, glikosuria, dan ketoasidosis. Hi­per­glikemia itu sendiri bisa tidak menimbul­kan gejala apa-apa, meskipun kadang di­te­mukan malaise, sakit kepala, dan ke­le­mahan tubuh. Anak-anak juga menjadi irritable, mudah marah, dan sering ngambek, namun gejala utama hiperglikemia ialah akibat diuresis os­motik dan glikosu­ria. Gli­kosuria itu sendiri merupakan pe­ningkatan fre­kuen­si dan volume urin (po­­liuri) sehingga sering membuat anak-anak se­ring mengompol di malam hari. Gejala ini mudah di­kenali pada bayi karena se­ring sekali minum dan banyak sekali urin pada diapernya.

Polidipsia terjadi karena terdapat diu­resis osmotik sehingga menyebabkan de­hi­drasi. Penurunan berat badan terjadi ka­rena terjadi pemecahan lemak dan protein dalam jumlah banyak, meskipun naf­su makan anak relatif normal. Kegagalan tumbuh mungkin menjadi tanda utama yang membuat orang tua khawatir dengan anaknya sehingga memeriksakan ke dokter dan biasanya akan ditemukan hiperglikemia primer.

Malaise yang nonspesifik dapat terjadi kapan saja, terutama sebelum ditemu­kan­nya tanda-tanda hiperglikemia, atau mung­kin dapat menjadi petanda tersen­di­ri selain hiperglikemia, sehingga bukan se­bagai tanda klinis yang khas. Gejala lain yang sangat perlu dikenali ialah ge­jala-gejala pada ketoasidosis, yakni de­hi­drasi berat, tercium bau keton di mulut, napas asidosis (Kussmaul) yang mirip res­piratory distress, nyeri abdomen, mun­tah, somnolen hingga koma. Selain itu anak juga akan rentan terhadap infeksi karena terdapat penurunan imunitas aki­bat hiperglikemia, terutama infeksi sa­luran napas, saluran kemih, dan kulit, se­hingga dapat ditemukan kandidosis. Yang paling sering dan mudah dikenali ialah kandidosis di daerah selangkangan.

Selain gejala malaise dan dehidrasi, anak-anak dengan diabetes dini tidak me­mi­liki tanda yang khas pada tubuhnya. Mengingat penyakit endokrin autoimun ba­nyak terjadi pada anak dengan IDDM, mungkin dapat ditemukan gejala en­do­kri­nopati lain, misalnya hipertiroidisme de­ngan gejala overaktivitas, cepat lelah, atau teraba gondok. Katarak dapat terjadi namun sangat jarang, kalaupun ada bia­sanya pada anak perempuan dengan hiperglikemia pada jangka waktu lama. Da­pat ditemukan nekrobiosis lipoidika, be­rupa daerah atrofi berwarna merah yang berbatas tegas. Kondisi ini terjadi akibat luka pada kolagen kulit dan sulit untuk diobati.

Penyebab

Hampir semua (95%) kasus IDDM terjadi karena kombinasi genetik dan faktor lingkungan. Interaksi ini menyebabkan ter­jadinya destruksi autoimun pada sel beta pulau-pulau Langerhans. Defisiensi insulin baru terjadi saat 90% sel beta sudah mengalami destruksi.

Komponen genetik yang menyebabkan IDDM sudah jelas diteliti, yakni molekul DR3 dan DR4 pada HLA kelas II. Lebih dari 90% anak kulit putih memiliki ekspresi DR3 dan/atau DR4 pada HLA mereka. Pasien yang memiliki ekspresi DR3 juga berisiko memiliki endokrinopati autoimun dan penyakit celiac. Pasien-pasien ini sa­ngat berisiko menderita IDDM di kemu­dian hari karena telah terdeteksi adanya an­tibodi anti sel-sel beta. Pasien dengan DR4 umumnya menderita IDDM pada usia dini dan dapat ditemukan anibodi an­ti sel-sel beta namun tidak ditemukan endokrinopati autoimun lainnya. Fre­kuen­si terjadinya IDDM pada anak ialah 2-3% jika sang ibu menderita diabetes dan 5-6% pada anak dengan ayah diabetes. Ang­kanya menjadi 30% pada anak de­ngan ayah ibu menderita diabetes.

Komponen lingkungan yang menye­bab­kan IDDM sangat berperan penting dan sifatnya sangat multifaktorial. Ada pe­nelitian yang menyebutkan bahwa in­fek­si virus Rubella dapat memodifikasi kom­ponen autoimun sehingga ibu yang meng­alami infeksi ketika hamil cende­rung memiliki anak yang bebas penyakit au­toimun, sebaliknya angka kejadian IDDM jauh meningkat pada ibu yang sa­ngat rendah terekspos dengan infeksi ke­ti­ka hamil. Anak-anak yang disusui oleh ibu­nya waktu kecil juga sedikit menderita IDDM, sedangkan terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa sebagian protein susu sapi (albumin serum bovine) me­miliki antigen yang mirip dengan sel-sel beta. Nitrosamin, bahan pengawet ma­kanan dan campuran air minum, juga dilaporkan dapat menyebabkan IDDM pada hewan, namun belum ada bukti da­pat terjadi pada manusia.

Senyawa kimia yang dapat menyebab­kan IDDM ialah Streptozocin dan RH-787, racun tikus yang spesifik menghancurkan sel-sel beta sehingga menyebabkan IDDM. Penyebab lainnya ialah tidak ada­nya pankreas atau sel beta kongenital sejak lahir, telah dilakukan pankreatektomi, atau telah terjadi disfungsi pankreas akibat penyakit lain, seperti fibrosis kis­tik, pankreatitis kronik, talasemia mayor, hemokromatosis, serta sindrom uremia hemolitik. Penyakit lainnya ialah sindrom Wolfram (diabetes insipidus, diabetes me­llitus, atrofi optik, dan tuli) serta ke­lainan kromosom (sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, atau sin­drom Prader-Willi).

Pemeriksaan penunjang

Tidak diperlukan pemeriksaan radiologi secara rutin, yang lebih berperan ialah pe­meriksaan lab. Pemeriksaan Gula Da­rah Sewaktu (GDS) dan Glukosa Darah Pua­sa (GDP) paling sering dilakukan. Ba­tas­nya 200 mg/dl (11 mmol/l) untuk GDS dan 120 mg/ml (7 mmol/l) untuk GDP. Selain darah, glukosa urin dapat me­nunjang diagnosis dan keton urin da­pat menjadi petanda Ketoasidosis Dia­be­tik (KAD), meskipun keton urin normal di­temukan pada orang yang lapar dan pua­sa. Ketonuria dapat menjadi marker jika terdapat defisiensi insulin dan gejala klinis yang menunjang KAD.

Hemoglobin yang terglikosilasi (HbA1a, HbA1b, dan HbA1c) merupakan ha­sil reaksi glukosa dengan hemoglobin yang nonenzimatik. Jika terjadi hipergli­ke­mia pada waktu yang lama maka permu­kaan hemoglobin akan terglikosilasi tan­pa enzim tertentu, sehingga akan terbentuk ikatan glikosilat pada minggu ke 8-10. Petanda ini menjadi penting karena da­pat memantau perjalanan penyakit, bia­sanya diperiksa setiap tiga bulan se­kali. Kisaran angka normal ialah 7-9%. Di bawah 7 berarti telah terjadi hipoglikemia dalam waktu lama, sedangkan di atas 9 berarti makin rentan terdapat komplikasi diabetes mellitus jangka panjang.

Pemeriksaan fungsi ginjal tidak perlu di­lakukan sebagai pemeriksaan rutin, se­mentara pemeriksaan kimia darah lain yang tersier, misalnya antibodi anti sel be­ta dan antibodi anti insulin tidak harus di­lakukan karena bukan merupakan mar­ker yang spesifik IDDM. Anak-anak de­ngan IDDM juga kadang memiliki en­do­kri­nopati autoimun lainnya, sehingga perlu di­lakukan pemeriksaan kadar tiroid. Pada daerah dengan makanan pokok gandum, IDDM juga dapat menyebabkan penyakit celiac dan dapat ditemukan antibodi anti­gliadin (mis. Antiendomysial dan anti­trans­glutaminase).

Tes lain yang sering dilakukan ialah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). De­ngan tes ini diabetes mellitus dapat di­singkirkan jika terdapat hiperglikemia atau glukosuria tanpa adanya penyebab ti­pikal (penyakit kronis, terapi steroid) atau saat kondisi pasien memang meng­alami glukosuria. Tes ini dilakukan de­ngan melakukan pemeriksaan GDP kemudian memberikan glukosa oral (2 g/kg un­tuk anak <3>10 ta­hun) dan dites dua jam kemudian. Angka GDP di atas 120 mg/dl (6,7 mmol/l) dan GDS 2 jam PP di atas 200 mg/dl (11 mmol/l) merupakan petanda diabetes mellitus. OGTT yang dimodifikasi juga da­pat dikerjakan untuk mengenali MODY. Pa­da MODY dan DM tipe 2, selain pening­katan GDP-GDS, dapat ditentukan insulin atau c-peptide (termasuk prekursor) da­lam kadar yang bervariasi. Profil lipid juga sebaiknya dikerjakan. Albumin urin (albumin excretion rate) dapat dites untuk me­mantau terjadinya mikroalbuminuria, pe­tan­da dini nefropati DM.

Tata laksana

Semua penderita IDDM membutuhkan terapi insulin. Hanya anak-anak dengan de­hidrasi berat, muntah terus-menerus, ke­lainan metabolk, atau anak dengan pe­nyakit kronis yang membutuhkan pera­wat­­an di rumah sakit dengan rehidrasi in­tra­vena. Pengobatan pun harus dilaksa­na­kan secara terpadu; orang tua dan anak diajarkan untuk senantiasa mengecek sendiri kadar gula darah, menginjeksi insulin, serta untuk mengenali dan meng­obati hipoglikemia. Diperlukan konsultasi ke ahli gizi, ahli diabetes, ahli oftalmologi, serta kadang psikolog.

Diet untuk anak dengan IDDM merupa­kan komponen yang sangat esensial. Tu­juan diet pada IDDM ialah menyeimbang­kan asupan makanan dengan dosis in­su­lin dan aktivitas dengan cara menjaga ka­dar glukosa dalam rentang normal. Se­baik­nya dapat diperkirakan jumlah karbohidrat yang dikandung dalam suatu ma­kan­an terutama bagi yang menggunakan insulin kerja cepat secara injeksi atau pom­pa ketika makan. Karbohidrat kompleks (mis. Sereal) dapat dikonsumsi se­be­lum tidur untuk mencegah terjadinya hi­poglikemia nokturnal, terutama bagi yang mengkonsumsi insulin dua kali se­hari.

DM merupakan kelainan metabolisme energi sehingga asupan makanan harus di­­jaga agar sebisa mungkin membatasi nu­trisi yang membutuhkan metabolisme energi. Saat ini makanan yang dianjurkan ia­­lah tinggi serat dan karbohidrat namun ren­dah lemak. Karbohidrat sebaiknya 50-60% dari total asupan energi, tidak lebih da­ri 10% da­ri sukrosa. Lemak harus ku­rang dari 30% dan protein sebanyak 10-20%.

Tidak ada pantangan untuk beraktivitas bagi penderita IDDM, namun kadang setelah melakukan aktivitas berat dapat terjadi hipoglikemia yang meliputi tung­kai, menyebabkan sulit berjalan, lari, atau bersepeda. Setelah beraktivitas be­rat disarankan mengkonsumsi kudapan da­lam jumlah agak banyak sebelum tidur.

Insulin mutlak diperlukan bagi penderi­ta IDDM dengan rute pemberian yang ber­aneka macam. Januari 2006 lalu US-FDA telah menyetejui penggunaan insulin in­ha­ler untuk dewasa yang diekstrak dari ma­nusia (rDNA), namun dicabut kembali ka­rena harganya tidak dapat dijangkau se­mua kalangan. Terdapat tiga golongan in­sulin secara klinis, yakni short-acting (mis. Regular, soluble, lispro, aspart, glu­li­sine), medium dan intermediate-acting (isophane, lente, dentemir), serta long-act­ing (ultralente, glargine). (Baca Terapi Insulin untuk Praktek Sehari-hari)

Selain insulin, obat-obatan lain yang per­lu diwaspadai mengurangi efek hipo­gli­kemik insulin ialah asetazolamid, ARV, as­paraginase, fenitoin, isoniazid, diltia­zem, diu­retik, kortikosteroid, tiasid, es­tro­gen ti­roid, kalsitonin, kontrasepsi oral, diazoxide, dobutamin, fenotiazin, siklo­fos­famid, litium karbonat, epinefrin, mor­fin, dan nia­sin. Sedangkan obat yang me­ning­katkan efek hipoglikemik insulin ialah ACE-in­hi­bi­tor, alkohol, tetrasklin, penye­kat beta, ste­roid anabolik, piridoksin, sa­li­silat, MAO-inhibitor, mebendazole, sulfo­namid, fenil­bu­tazon, klorokuin, klofibrat, fenfluramin, gua­nethidine, octreotide, pen­tamidine, dan sulfinpyrazone

Penyakit Saraf

Down syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali syndrome ini dengan istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.

Down syndrome merupakan kelainan kromosom yakni terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21), Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.

Gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat Down syndrome dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.

Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.

Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.

Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid.

Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).

Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-muntah.

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi.

DEVINISI Down Syndrome Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan..


GEJALA atau TANDA-TANDA Gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat Down syndrome dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Tanda yang paling khas pada anak yang menderita Down Syndrome adalah adanya keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada anak (Olds, London, & Ladewing, 1996). Penderita sangat sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).Kelainan kromosom ini juga bisa menyebakan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.

PENCEGAHAN Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi. Down Syndrome gak bisa dicegah, karena DS merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlsh kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya? masih tidak diketahui pasti. Yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya DS.Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.

Pemeriksaan diagnostik Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain: • pemeriksaan fisik penderita, • pemeriksaan kromosom • ultrasonograpgy • ECG • echocardiogram • pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

Penata laksanaan Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistim penglihatan, pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat

Penyakit Saluran Kencing


Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan kelainan atau penyakit yang biasa terjadi pada saluran kencing manusia yang termasuk dalam kategori sistem ekskresi atau pembuangan disertai pengertian arti definisi gangguannya, yaitu antara lain :

1. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya terjadi pada orang yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal ke luar tubuh.

2. Nefritis
Nefritis adalah gangguan berupa radang ginjal yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan ginjal.

3. Sistis
Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa radang pada membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.

4. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya urin / urine (anuria) sehingga apabila sudah akut / parah dapat menyebabkan nefritis, pendarahan dan jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-tiba.

Minum Kopi Dalam Jumlah Sedang Tak Tingkatkan Resiko Keguguran

Minum kopi dalam jumlah sedang selama kehamilan tak meningkatkan kemungkinan seorang perempuan keguguran, demikian hasil jajak pendapat baru.

"Berdasarkan apa yang telah kami saksikan, itu bukan alasan bagi keprihatinan besar," kata Dr. David A. Savitz dari Mount Sinai School of Medicine di Kota New York, penulis pertama studi tersebut. Ia menyatakan penelitian pada masa lalu telah memberikan hasil "yang sama meyakinkan kembali".

Tetapi karena perempuan dalam studi itu mengkonsumsi jumlah kafein yang relatif sedikit --sama dengan kurang dari dua gelas kopi per hai pada awal kehamilan dan makin sedikitnya setelahnya-- studi tersebut tak dapat menjawab pertanyaan apakah mengkonsumsi lebih banyak dapat berbahaya, katanya.

Studi Savitz unik karena sebagian perempuan melaporkan konsumsi kafein mereka sebelum kehamilan, sementara yang lain melaporkan mengkonsumsinya dalam waktu 8 hingga 12 pekan pertama, katanya.

"Ada keuntungan dalam menanyakan sangat dini, ketika orang dapat mengingat lebih tepat," katanya.

Ia dan timnya menelusuri 2.407 perempuan hamil, 258 di antara mereka keguguran. Semua perempuan itu melaporkan konsumsi kafein mereka sebelum mereka hamil; 4 pekan setelah masa menstruasi terakhir mereka; dan saat wawancara berlangsung.

Sebagian besar perempuan dalam studi tersebut yang minum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein mengkonsumsi sebanyak 350 miligram kafein per hari sebelum mereka hamil dan pada masa awal kehamilan, setara dengan 1,7-7 cangkir kopi sangrai per hari.

Pada saat wawancara, konsumsi rata-rata kafein mereka telah turun jadi 200 miligram.

Pada masing-masing tiga tahap waktu yang dinilai, tak ada hubungan penting statistik antara jumlah kafein yang dikonsumsi seorang perempuan dan resiko keguguran mereka.

"Data itu memberi bukti untuk menyatakan bahwa, dalam rentang lebih rendah yang dikaji, konsumsi kafein tak berhubungan dengan resiko keguguran," demikian kesimpulan Savitz dan rekannya.

Minum Kopi Dalam Jumlah Sedang Tak Tingkatkan Resiko Keguguran

Minum kopi dalam jumlah sedang selama kehamilan tak meningkatkan kemungkinan seorang perempuan keguguran, demikian hasil jajak pendapat baru.

"Berdasarkan apa yang telah kami saksikan, itu bukan alasan bagi keprihatinan besar," kata Dr. David A. Savitz dari Mount Sinai School of Medicine di Kota New York, penulis pertama studi tersebut. Ia menyatakan penelitian pada masa lalu telah memberikan hasil "yang sama meyakinkan kembali".

Tetapi karena perempuan dalam studi itu mengkonsumsi jumlah kafein yang relatif sedikit --sama dengan kurang dari dua gelas kopi per hai pada awal kehamilan dan makin sedikitnya setelahnya-- studi tersebut tak dapat menjawab pertanyaan apakah mengkonsumsi lebih banyak dapat berbahaya, katanya.

Studi Savitz unik karena sebagian perempuan melaporkan konsumsi kafein mereka sebelum kehamilan, sementara yang lain melaporkan mengkonsumsinya dalam waktu 8 hingga 12 pekan pertama, katanya.

"Ada keuntungan dalam menanyakan sangat dini, ketika orang dapat mengingat lebih tepat," katanya.

Ia dan timnya menelusuri 2.407 perempuan hamil, 258 di antara mereka keguguran. Semua perempuan itu melaporkan konsumsi kafein mereka sebelum mereka hamil; 4 pekan setelah masa menstruasi terakhir mereka; dan saat wawancara berlangsung.

Sebagian besar perempuan dalam studi tersebut yang minum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein mengkonsumsi sebanyak 350 miligram kafein per hari sebelum mereka hamil dan pada masa awal kehamilan, setara dengan 1,7-7 cangkir kopi sangrai per hari.

Pada saat wawancara, konsumsi rata-rata kafein mereka telah turun jadi 200 miligram.

Pada masing-masing tiga tahap waktu yang dinilai, tak ada hubungan penting statistik antara jumlah kafein yang dikonsumsi seorang perempuan dan resiko keguguran mereka.

"Data itu memberi bukti untuk menyatakan bahwa, dalam rentang lebih rendah yang dikaji, konsumsi kafein tak berhubungan dengan resiko keguguran," demikian kesimpulan Savitz dan rekannya.

PENGARUH POTENSI REMAJA

STUDI MENGENAI PENGARUH POTENSI REMAJA
TERHADAP PENGGUNAAN INTERNET
DI KALANGAN SISWA XII IPS
SMAN 3 LUMAJANG
TUGAS AKHIR SEMESTER 2
Di Susun Memenuhi Tugas Akhir Semester 2
Dalam Mata Pelajaran Sosiologi
Oleh
Ridha Amalia
NIS. 3488
Sekolah Menengah Umum Negeri 3
Lumajang
2008


ABSTRAKSI
Jutaan anak remaja saat ini telah memasuki era digital melalui kehidupan dunia maya di Internet. Remaja adalah masa transisi menuju kedewasaan dimana seorang remaja haus akan pengetahuan. Kehausan ini, apabila tidak diiringi dengan lingkungan dan komunitas yang baik, akan menghasilkan remaja berperilaku menyimpang. Salah satu problem terbesar remaja saat ini adalah pengetahuan akan teknologi, terutama internet.
Penelitian ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat terutama orangtua terhadap penggunaan internet di kalangan remaja. Penelitian ini, penulis harap, dapat memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat luas, penulis sendiri dan orangtua para remaja yang mengalami dilema dalam menghadapi remajanya yang mulai mengenal internet pada khususnya.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rizki ilmu kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Terima kasih kepada orangtua, guru pembimbing dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam penyusunan penelitian ini.
Penulisan penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir semester 2 mata pelajaran Sosiologi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Lumajang, 28 Maret 2008
Penulis

DAFTAR ISI
  1. Abstraksi...............................................................................................
  2. Kata Pengantar ....................................................................................
  3. Daftar Isi .............................................................................................
  4. BAB I PENDAHULUAN ...................................................................
    1. Latar Belakang ........................................................................
    2. Rumusan Masalah ...................................................................
    3. Tujuan Penelitian .....................................................................
    4. Manfaat Penelitian ...................................................................
  5. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN .............................................
  6. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................
    1. Variabel ..................................................................................
    2. Populasi ..................................................................................
    3. Sampel ....................................................................................
    4. Teknik Penarikan Sampel ........................................................
    5. Instrumen Penelitian .................................................................
    6. Teknik Analisa Data ................................................................
    7. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
  7. BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................
  8. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ..................................
  9. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
    1. Kesimpulan ...............................................................................
    2. Saran ........................................................................................
  10. DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
  11. LAMPIRAN- LAMPIRAN ..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Jutaan anak remaja saat ini telah memasuki era digital melalui kehidupan dunia maya di Internet. Remaja adalah masa transisi menuju kedewasaan dimana seorang remaja haus akan pengetahuan. Kehausan ini, apabila tidak diiringi dengan lingkungan dan komunitas yang baik, akan menghasilkan remaja berperilaku menyimpang. Salah satu problem terbesar remaja saat ini adalah pengetahuan akan teknologi, terutama internet.
  1. Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa yang mendorong remaja untuk mengonsumsi internet.
  1. Tujuan Penleitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuka wawasan masyarakat terutama orangtua terhadap penggunaan internet di kalangan remaja.
  1. Mnafaat Penelitian
Penelitian ini, penulis harap, dapat memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat luas, penulis sendiri dan orangtua para remaja yang mengalami dilema dalam menghadapi remajanya yang mulai mengenal internet pada khususnya.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Beberapa ahli psikologi membagi masa remaja ini menjadi tiga periode, yaitu early adolescent, middle adolescent, dan late adolescent. Lembaga internasional seperti WHO mendefinisikan remaja adalah mereka yang memiliki rentan usia 18-24 tahun, sehingga anak yang berusia dibawah 18 tahun dikatakan anak-anak. International Planned Parenthood Federation (IPPF/PKBI), mendefinisikan remaja dengan rentang usia 10-24 tahun (Youth Manifesto, IPPF, 1998). Batasan ini mengacu pada rentang usia di mana perubahan-perubahan psikis dan fisik manusia mulai muncul. Patokan usia remaja seperti pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia 15-18 tahun kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah atau sedang mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
Berdasarkan definisi di atas, kita dapat membayangkan bahwa remaja adalah masa transisi menuju kedewasaan dimana seorang remaja haus akan pengetahuan. Kehausan ini, apabila tidak diiringi dengan lingkungan dan komunitas yang baik, akan menghasilkan remaja berperilaku menyimpang. Salah satu problem terbesar remaja saat ini adalah pengetahuan akan teknologi, terutama internet.
Internet adalah kumpulan komputer antar satu wilayah dan wilayah lainnya yang terkait dan saling berkomunikasi, dimana keterkaitan dan komunikasi ini diatur oleh protokol. Dengan kata lain, internet adalah media komunikasi yang menggunakan sambungan seperti halnya telepon, yang tentunya disambungkan dengan komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya harus dilakukan secara oral dan dilaksanakan secara bersamaan atau simultan, pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengirim dan penerima berita tersebut. Di media internet ini, banyak sekali tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi, bahkan dirancang untuk memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu anak sehingga wajar bila banyak remaja yang tertarik dengan internet. Sayangnya, hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup mengenai internet dalam diri orangtua dan guru. Oleh karena itu, banyak remaja yang belajar menggunakan internet secara mandiri atau dengan meminta bantuan teman.
Dengan belajar mandiri atau meminta bantuan teman, remaja dapat lebih bebas mengakses berbagai hal yang ingin mereka ketahui. Jawaban yang ditawarkan internet pun beragam serta tidak memandang usia si pengakses. Hal ini menjadi dilema dalam penggunaan internet.
Masa remaja adalah masa-masa produktif karena remaja berada dalam periode perkembangan yang paling optimal dibanding periode kehidupan lainnya. Remaja punya cukup banyak energi untuk dipergunakan, punya otot-otot fisik yang kuat. Secara psikis, kemampuan konsentrasi remaja ada dalam kondisi prima. Seorang remaja mampu mengingat jauh lebih baik dibanding kemampuan mengingat orang dewasa atau anak-anak.
Hebat bukan, masa remaja itu? Tidak mengherankan jika semua orang berharap banyak pada remaja. Namun, dengan banyaknya waktu yang dibuang oleh para remaja saat ini di hadapan layar komputer, menyebabkan keproduktivitasan remaja terhambat. Banyak pelajar yang mendatangi warnet hanya untuk mencari kesenangan saja tanpa menyadari kerugian yang ditanggungnya, baik dari segi waktu maupun finansial. Berdasarkan kondisi kependudukan negara kita, para remaja saat ini menanggung beban orang-orang usia non produktif di Indonesia yang jumlahnya jutaan. Sebagian besar remaja saat ini tidak peduli atau tidak menyadari kondisi tersebut. Padahal, mereka telah mengenal sistem informasi modern dan tercanggih saat ini, yaitu internet.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel
Variabel adalah titik atau pusat perhatian suatu penelitian. Dengan adanya variabel, peneliti lebih mudah dalm mencari pokok-pokok pikiran serta dapat membatasi permasalahan yang menjadi titik perhatian. Berdasarkan judul yang menjadi acuan penelitian, maka variabelnya adalah potensi remaja sebagai variabel 1 dan penggunaan internet sebagai variabel 2.
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sekumpulan unsur yang menjadi subyek penelitian. Besar kecilnya populasi ini dapat mempengaruhi peneliti dalam menentukan sampel ataupun teknik penarikan sampel. Dalam hal ini, populasi yang telah ditentukan adalah siswa XII IPS.
Sampel merupakan sebagian dari populasi. Sampel yang digunakan peneliti ada 30 siswa.
C. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel ada 2 macam, yaitu sampel probabilitas dan sampel nonprobabilitas. Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penarikan sampel dengan metode sampel nonprobabilitas, yaitu proses penarikan sampel di mana setiap anggota populasi tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Terdapat cara-cara untuk menarik sampel secara nonprobabilitas, antara lain sampling secara kebetulan (accidental sampling) dan sampling secara sengaja (puprossive sampling). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampling secara sengaja, dimana teknik penarikan sampel dilakukan oleh peneliti dengan sengaja atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitiannya.
D. Instrumen Penelitian
Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan instrumen penelitian angket sebagai alat pengumpul data. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan peneliti dan diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel.
E. Teknik Analisa Data
Terdapat 2 macam data dalam teknik analisa data, yaitu data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer karena peneliti secara langsung sendiri mengumpulkan data dengan menggunakan angket.
F. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMAN 3 Lumajang. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret 2008.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data-data yang terkumpul melalui angket, maka disusunlah penelitian dengan ketentuan sebagai berikut.
  1. Tabel Penskoran Responden
Kolom
Kode
Keterangan
Skor
1
1-3
a. Untuk jawaban ya
b. Untuk jawaban tidak
c. Untuk jawaban jarang
3
1
2
2
1-3
a. Untuk jawaban rumah
b. Untuk jawaban sekolah
c. Untuk jawaban warnet
2
1
3
3
1-3
a. Untuk jawaban browsing
b. Untuk jawaban chatting
c. Untuk jawaban nge-blog
2
3
1
4
1-3
a. Untuk jawaban tugas
b. Untuk jawaban kesenangan
c. Untuk jawaban informasi
1
3
2
5
1-3
a. Untuk jawaban mengisi waktu luang
b. Untuk jawaban mencari sumber tugas
c. Untuk jawaban supaya tidak gaptek
3
1
2
6
1-3
a. Untuk jawaban sekolah
b. Untuk jawaban teman
c. Untuk jawaban otodidak
1
2
3

Kolom
Kode
Keterangan
Skor
7
1-3
a. Untuk jawaban jika perlu
b. Untuk jawaban seminggu beberapa kali
c. Untuk jawaban hampir setiap hari
1
2
3
8
1-3
a. Untuk jawaban pernah dengan sengaja
b. Untuk jawaban pernah dengan tidak sengaja
c. Untuk jawaban tidak pernah
3
2
1
9
1-2
a. Untuk jawaban ada
b. Untuk jawaban tidak ada
2
1
10
1-3
a. Untuk menjawab media hiburan
b. Untuk jawaban media komunikasi
c. Untuk jawaban media informasi
3
2
1
  1. Angket
TABEL ANGKET DARI 30 RESPONDEN
Kolom/Kode
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
2
1
3
3
1
1
2
1
21
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
1
24
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
3
26
4
3
3
2
3
1
2
1
3
2
3
20
5
3
3
2
3
2
2
2
1
2
1
21
6
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
27
7
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
27
8
3
3
3
3
2
3
2
3
2
1
25
Kolom/Kode
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
9
2
3
3
3
3
1
2
3
2
3
25
10
3
3
3
1
1
2
1
1
2
1
18
11
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
12
2
3
3
2
1
2
1
3
2
1
20
13
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
27
14
3
3
2
3
3
3
1
3
2
3
26
15
3
3
3
3
3
2
1
2
1
3
23
16
3
3
3
2
3
3
1
1
2
2
23
17
3
3
3
2
3
2
2
1
2
3
24
18
3
3
3
3
3
2
1
2
2
3
25
19
2
3
3
3
3
2
1
1
2
1
21
20
2
3
2
1
1
1
1
1
1
3
16
21
2
3
3
1
1
3
1
1
2
1
18
22
3
3
2
2
1
3
1
1
2
1
19
23
2
3
2
1
1
2
1
1
2
1
16
24
3
3
3
2
1
2
1
3
2
1
21
25
3
3
3
2
1
2
2
2
2
2
22
26
2
3
3
2
1
3
1
1
2
3
21
27
3
3
2
2
3
3
1
2
2
2
23
28
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
25
29
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
27
30
3
3
3
1
1
2
2
2
2
1
20