Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut.
- Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi, berapa nilainya bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.
- Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan, karena itu, sulit mengukurnya.
- Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar biasanya terjadi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan. Banyak segi sifat ini yang dapat diukur. Misalnya: Berapakah tingkat kesalahan dalam tiap seribu faktur yang dipersiapkan oleh system yang menggunakan tangan disbanding dengan system yang menggunakan komputer? Berapa nilai kesalahan yang berkurang? Misalnya, apakah pengurangan 10 % kesalahan dalam pengajuan rekening menambah penjualan dengan ½%?
- Kecocokan
Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi; semua keluaran lainnya tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
- Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek daripada siklus dapat diperolehnya informasi: masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya, agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya, berapa banyak penjualan dapat ditambah dengan memberikan tanggapan segera kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang inventaris?
- Kejelasan
Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki laporan ini?
- Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, tetapi dalam banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
- Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukkan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
- Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
- Dapat diukur
Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan drai system informasi formal. Meskipun kabar angina, desas desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada di luar lingkup pembicaraan kita.
Meskipun banyak segi sifat-sifat ini yang sulit mengukurnya, seorang penganalisis harus menggunakannya apabila ia akan menentukan nilai informasi versus biayanya. Masalahnya adalah: Berapakah biaya suatu bagian informasi suatu bagian informasi bagi penerimanya?
Gordon B. Davis dalam bukunya, Management Information Systems: Coceptual Foundations, Structure, and Development, menyatakan nilai informasi itu sebagai berikut.
The value of perfect information is computed as the difference between the optimal policy without perfect information and the optimal policy without perfect information. The value of perfect information in this example involves only one state of nature, so that once an alternative is chosen, the choiceis the one that has the highest outcome. The only uncertainty is the value of each outcome.
Nilai Informasi yang sempurna adalah bahwa pengambil keputusan diizinkan untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang ‘rata-rata’ yang akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang menyebabkan kerugian. Akan tetapi, informasi yang sempurna mungkin tidak ada. Dalam hal demikian, perkiraan-perkiraan hasil sebelumnya mungkin dipengaruhi oleh informasi tambahan, meskipun informasi tersebut tidak memberikan kepastian. Informasi yang tidak sempurna sesungguhnya merupakan informasi dari uji petik (sampling). Informasi ini tidak sempurna karena terlalu banyak memberikan perkiraan-perkiraan daripada memberikan suatu angka yang pasti.
Paham informasi yang tidak sempurna berlaku dalam banyak situasi dimana sampling atau pengamatan pasar mungkin memperoleh informasi yang tidak sempurna untuk diapakai pada analisis keputusan. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis, adalah sebagai berikut.
1. Determine the best action based on prior probabilities.
2. Determine whether it will be worthwhile to obtain sample information.
3. Determine optimal sample size
4. Sample
5. Revise prior probabilities based on sample data.